Energi nuklir mulai dikembangkan pada
tahun 1940-an oleh Amerika Serikat untuk memenangkan Perang Dunia II.
Penggunaan energi nuklir didasarkan dari persamaan Einstein (E=mc2), dan
pertama kali dikembangkan oleh Fisikawan Robert Oppenheimer sebagai
pimpinan proyek bom atom. setelah tahun 1950-an, energi nuklir digunakan
untuk tujuan sipil yakni sebagai pembangkit tenaga listrik. Hal
ini dikarenakan efisiensi dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN)
cukup tinggi terutama dengan massa kecil (‘bahan bakar’) dapat
menghasilkan energi besar.
1. Jepang
Jepang mengimpor sekitar 80% dari
kebutuhan energi mereka. Reaktor daya nuklir komersial pertama mulai
beroperasi pada pertengahan 1966, dan energi nuklir telah menjadi
prioritas strategis nasional sejak 1973. 54 reaktor negara itu
menyediakan sekitar 30% dari listrik negara dan ini diharapkan meningkat
menjadi minimal 40% pada 2017. Jepang memiliki siklus bahan bakar penuh
set-up, termasuk pengayaan dan pengolahan ulang bahan bakar yang
digunakan untuk daur ulang.
2. korea Selatan
Korea Selatan diatur untuk menjadi
negara utama dunia energi nuklir, mengekspor teknologi. Memenangkan
kontrak senilai US $ 20 miliar untuk memasok empat rektor nuklir untuk
UEA. Energi nuklir merupakan prioritas strategis untuk Korea Selatan dan
kapasitas direncanakan meningkat sebesar 56% menjadi 27,3 GWe pada
tahun 2020, dan kemudian ke 35 GWe pada tahun 2030. Sekarang ini 21
reaktor menyediakan hampir 40% listrik Korea Selatan.
3. India
India memiliki program daya berkembang
dan sebagian besar pribumi mengharapkan untuk memiliki kapasitas 20.000
MWe nuklir on line tahun 2020 dan 63.000 MWe tahun 2032. Hal ini
bertujuan untuk menyediakan 25% listrik dari tenaga nuklir pada tahun
2050. India mempunyai cara unik mengembangkan daur bahan bakar nuklir
untuk mengeksploitasi cadangan thorium. Sekarang, teknologi asing dan
bahan bakar diharapkan dapat meningkatkan kekuatan nuklir India. India
memiliki visi menjadi pemimpin dunia dalam teknologi nuklir karena
keahlian dalam reaktor cepat dan siklus thorium bahan bakar.
4. China
Daratan China memiliki 13 reaktor
nuklir, lebih dari 25 dalam proses pembangunan lebih lanjut. Reaktor
tambahan direncanakan, untuk memberikan lebih dari peningkatan sepuluh
kali lipat dalam kapasitas nuklir untuk setidaknya 80 GWe pada tahun
2020, 200 GWe pada tahun 2030, dan 400 GWe pada tahun 2050. Cina dengan
cepat menjadi mandiri dalam desain reaktor dan konstruksi, serta
aspek-aspek lain dari siklus bahan bakar.
5. Pakistan
Pakistan memiliki program tenaga
nuklir yang kecil, dengan kapasitas 425 MWe, tapi berencana meningkatkan
dayanya secara substansial. Kemampuan nuklir Pakistan telah muncul
secara independen dari siklus bahan bakar nuklir sipil, menggunakan
uranium. Tetapi peningkatan daya terhambat karena pakistan berada di
luar Non-Proliferasi Nuklir.
6. Indonesia
Indonesia memang belum memiliki Reaktor Nuklir saat ini, tapi menurut Proyeknya PLTN Tanjung Muria akan segera di bangun pada tahun 2012. dengan Total Anggaran 30 Triliun Rupiah. PLTN muria yang memiliki 6 reaktor yang masing-masing menghasilkan energi sebesar 600 MW ini dapat mengatasi krisis listrik yang selama ini ada di indonesia terutama jaringan jamali (Jawa-Madura-Bali)
0 komentar:
Posting Komentar